Asal
usul Desa Talang Batu.yaitu nenek moyang kami dari Pengandonan Ogan Ulu, Batu
Raja.
Nama Orang Tua Puyang kami adalah KURUNGAN DEWA Istrinya DARMA SINTO.
Mempunyai enam orang putra antara lain :
1. Puyang yang pertama.
Semengok,tinggal di desa pengandonan Batu Raja ( Tunggu tubang.)
2. Puyang yang ke dua ke Ogan Ilir.
3. Puyang yang ke tiga ke Semende Darat.
4. Puyang yang ke empat yaitu Puyang kami, pergi ke Rambang. Namanya SEMIDANG
SAKTI
5. Puyang yang ke lima ke Bengkulu dan puyang yang terakhir.
6. Puyang yang ke enam ke Besemah Pagar Alam.
Nama Orang Tua Puyang kami adalah KURUNGAN DEWA Istrinya DARMA SINTO.
Mempunyai enam orang putra antara lain :
1. Puyang yang pertama.
Semengok,tinggal di desa pengandonan Batu Raja ( Tunggu tubang.)
Pada suatu hari ke enam saudara (kakak
–adik) tersebut pergi merantau ke Daerah Danau Ranau, untuk mencari pengalaman
di luar desa mereka terutama ingin mencari jodoh,tanpa sepengetahuan orang tua
mereka. karena kelelahan ke enam saudara tersebut istirahat sejenak di bawah
rindangnya pohon sambil menikmati indahnya pemandangan Danau Ranau.ketika
istirahat itulah terlintas dibenak mereka ingin mencoba perguruan yaitu MINYAK
SEMENGOK yang di berikan oleh ayah mereka dan ingin mencoba kemukjizatannya. dari
ke enam saudara tsb mufakat untuk saling pancung kepala mereka masing –masing
(bergiliran) mulai dari yang paling muda di pancung dan di tempelkan kembali
seperti biasa dan ternyata hidup kembali, karena di beri minyak pemberian ayah
mereka. setelah yang terakhir yaitu Puyang semengok kakak yang tertua di
pancung, Puyang semengok pasrah saja karena adik – adiknya sudah semua. Ketika di pancung kepala Puyang
semengok jatuh ke Danau Ranau tidak dapat diambil lagi oleh adik adiknya. Karena hilang tengelam di Danau ranau.adik
–adik Puyang semengok bingung takut di marah oleh ayah mereka, karena tidak dapat
menemukan kepala puyang semengok,ketika di perjalan pulang mereka melihat
seekor simpai (sejenis kera,monyet yang berbulu putih) sedang bermain di atas
pohon..dan tanpa piker panjang lagi di
putuskan untuk memancung kepala simpai tersebut untuk di tempelkan kembali ke
raga puyang semengok,jadilah puyang semengok berkepala simpai. sampai sekarang simpai (kera berbulu putih) masih ada di Desa TALANG BATU, konon simpai
tersebut megikuti jejak adik –adiknya,dan tidak boleh di bunuh oleh anak-
cucung PUYANG SEMIDANG SAKTI. setelah di tempelkan kepala simpai ke raga puyang se mengok lalu di beri miyak
pemberian ayah mereka. tak lupa diberi
kain putih (emban) sebagai pembungkusnya,tapi karena rasa takut dan bersalah
masih menghantui mereka, puyang semengok disuruh pulang sendirian menemui ayah
mereka di Desa Pengandonan Batu Raja.setelah tiba di desa pengandonan, puyang
semengok menemui ayahnya dan
menceritakan kejadian yang sebenarnya.setelah mendengar cerita anak tertuanya
KURUNGAN DEWA dan istrinya DARMASINTO jatuh sakit,ketika menjelang ajal merengut
nyawa beliau sedih,haru,bercampur amarah. berpesan kepada puyang semengok. kamu
harus bertangung jawab terhadap adik2mu.dan suruh mereka pulang katakan kepada
mereka bahwa kami masih menunggu kehadiran mereka,kebun, sawah,kerbau
jantan-betina dan gugok (kebun buah2han seperti duku,durian cempedak ) jangan
di ganggu. Kami persiapan untuk mereka pulang nanti siapa pun yang datang asal
anak cucung KURUNGAN DEWA dan istrinya DARMASINTO. tanpa membantah sedikitpun
puyang semengok melaksanakan apa yang di
perintahkan oleh ayahnya,puyang semengok bersumpah didalam hati disitu ada
adiknya disitu pula ada aku. Untuk membujuk adiknya pulang ke Desa pengandonan Batu Raja. terbukti sampai sekarang
di Desa Talang Batu masih banyak kita
temui simpai sejenis kera atau monyet yang berbulu putih bersih. tempat
tidurnya di atas pohon KAYU ARA tepat di
atas makam puyang SEMIDANG SAKTI. Sampai
sekarang di yakini simpai tersebut kakak
dari puyang SEMIDANG SAKTI yakitu PUYANG SEMENGOK dari Desa Pengandonan Batu
Raja. Sedangkan adik – adik puyang yang kita
ceritakan tadi tidak berani pulang
kerumah, karena takut di marahi ayah mereka. di putuskan lagi untuk berpencar
dan mencari kehidupan masing – masing,seperti yang kami ceritakan di atas tadi.
di mana adiknya yang nomor empat yaitu PUYANG SEMIDANG SAKTI pergi ke Rambang. PUYANG SEMIDANG SAKTI anak dari KURUNGAN DEWA
istrinya DARMASINTO asal dari DEMAK (JAWA) PUYANG SEMIDANG SAKTI Pergi ke Rambang dengan
maksud dan tujuan mendirikan Dusun yang
diberi Nama GALANG BATU Pada tahun 1683. Dengan membawa empat buah Batu,dan GETOK sejenis alat komunikasi yang terbuat dari GANGSE
besi KUNINGAN.gunanya untuk kesenian dan tari – tarian diemban (GENDONG)
Pakai samban,yaitu kain panjang untuk mandi (BASAHAN) sedangkan batu Gunanya untuk di pasang dibawah tiang pondok (panggung)
rumah PUYANG SEMIDANG SAKTI. sedang kan ayam jagok gunanya untuk memukul getok dengan cara
diberi makanan beras kunyit-ketan itam di masukkan ke dalam lubang getok dan
akan menghasilkan bunyi-bunyian dan tari-tarian.
PUYANG SEMIDANG SAKTI Mempunyai
Tiga orang putra yaitu :- Puyang Agus nimbang.
- Puyang Agus Encane.
- Puyang Agus Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar